Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 “Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara”
Assalamualaikum, saya Sri Dini Hairani Calon Guru
Penggerak Angkatan 10- Kabupaten Natuna. Pada kesempatan ini saya akan menuliskan
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan pada modul 1.1. Jurnal ini sebagai refleksi diri
saya setelah dua minggu mengikuti kegiatan Pendidikan CGP.
Model Refleksi yang saya gunakan adalah model 1 yaitu model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future, yang
diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni :
Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan.
1.Fact (Peristiwa)
Alhamdulillah,
Tanggal 15 Maret 2023 adalah untuk pertama kalinya dilaksanakan pembukaan PGP Angkatan
10. Saat itulah saya mengenal fasilitator, pengajar praktek, dan teman-teman
saya satu Angkatan dari kabupaten Natuna. Yang kemudian kegiatan nya berlangsung
di LMS, kegiatan pertamanya adalah pretest modul 1, Yang saat itu saya mengerjakannya
pada pagi hari di bulan Ramadhan ini dengan soal yang panjang dan dengan materi
yang belum saya pahami. Yang kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan
pembelajaran mandiri, dan diskusi. Saya sangat bersyukur karena sebelumnya
fasilitator sudah menjelaskan secara rinci segala kegiatan dan mengingatkan nya
di WA grup. Kemudian adanya tatap maya ketika diskusi dan ruang kolaborasi. Walaupun
kegiatan ini membuat saya harus berkejar-kejaran dengan waktu pulang sekolah
dan mempersiapkan makanan berbuka, tapi saya merasa sangat senang karena bisa
banyak belajar tentang filosopi Pendidikan ki hajar dewantara oleh fasilitator
dan teman-teman saya yang banyak merubah pemikiran saya tentang dunia Pendidikan
yang sebenarnya sudah saya lakoni beberapa tahun namun ternyata saya belum sepenuhnya
melaksanakan Pendidikan dan pembelajaran menurut Ki Hajar Dewantara dan relevansinya
dengan pembelajaran abad 21. Kemudian pada tanggal 23 maret dilaksanakan
lokakarya orientasi yang pada hari ini banyak sekali hal hal berkesan yang saya
dapatkan. Disana saya banyak belajar dan mengenal lebih banyak teman-teman saya
dan bertemu langusng dengan teman sekelas saya, bertemu dengan para pengajar
praktek dan berdiskusi bersama kepala sekolah dan pengawas.
Hal
yang saya khawatirkan adalah saya tidak fokus saat mengerjakan tugas-tugas yang
ada karena saya akan mudik lebaran. Hal ini diluar ekspektasi saya karena saya
menduga jika kegiatan PGP ini akan dilaksanan ketelah bulan Ramadhan, sementara
saya sudah membeli tiket mudik. Namun saya percaya saya akan bisa melaksanakan
keduanya. Semuanya saya mulai dengan Bismillahiroohmanirrohim.
2. Feelings
(Perasaan)
yang saya rasakan di awal mengikuti kegiatan pendidikan ini
adalah perasaan Bangga karena bisa mengikuti kegiatan Calon Guru Penggerak dan
diberi kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kompetensi diri dan diberi
kesempatan untuk ikut berperan dalam perubahan Pendidikan setelah sekian lama
saya dinyatakan lulus test namun masih difase parkir (menunggu jadwal Pendidikan).
Selain itu juga ada rasa ragu tidak bisa mengikuti kegiatan dengan baik karena
benturan kegiatan sekolah, terkadang muncul perasaan merasa minder karena
melihat kecakapan teman-teman calon guru penggerak yang hampir mayoritas
hebat-hebat dengan pengalaman yang luar biasa sementara saya guru biasa saja. Namun saya punya semangat untuk belajar dan
berkembang sehingga saya percaya diri dengan bekal keinginan yang kuat saya
mampu untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini.
Dalam kegiatan Pendidikan 2 minggu ini banyak sekali ilmu
yang saya peroleh, mulai dari bagaimana menjadi pendidik yang seharusnya,
bagaimana pendidik harus menghamba pada anak, mendesain strategi dan metode
pembelajaran dalam mewujudkan pemikiran KHD-“, mendidik anak sesuai dengan
kodrat alam dan kodrat zaman, dengan tetap menjaga sosio kultural budaya yang
ada. Serangkaian kegiatan yang ada di dalam platform LMS menyadarkan saya bahwa
apa yang saya miliki saat ini tentang pendidikan dan pengajaran jauh dari
konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Kegiatan mempelajari modul
secara mandiri melalui LMS merupakan upaya memandirikan diri dalam belajar. Namun
saat ini saya juga sedang belajar perlahan untuk menjadi guru yang mampu
menerapkan konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya akan belajar mengontrol
diri saya agar tidak mudah marah dan merasa kecewa pada diri saya sendiri jika
anak belum dapat menerima pembelajaran secara spontan, namun saya akan berusaha
untuk menuntun mereka dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak
terfokus pada nilai saja.
3. Finding (Pembelajaran)
Pelajaran yang saya dapatkan dari pembalajaran Modul 1.1 ini adalah
bahwa peran saya sebagai guru sangat penting dalam perkembangan jiwa dan raga siswa.
Proses pembelajaran harus berorientasi
pada siswa dan mengakomodir semua siswa dengan keanekaragaman kodrat alamnya,
bakat, dan kemampuannya. Bentuk penghargaan kepada siswa walau hanya ucapan
maaf dan terima kasih yang tulus akan sangat berdampak besar alam perkembangan
jiwa siswa. Saya harus membiasakan diri untuk menghargai kondisi siswa yang
beranekaragam. Saya harus membiasakan diri berpikir positif dan optimis. Saya
harus berlatih melakukan proses pembelajaran yang variatif dan inovatif supaya
sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dari siswa. Saya yakin ini bukan
tugas yang mudah namun saya bangga saya sudah berada di titik ini dan saya percaya
bahwa saya bisa menjadi guru yang diharapkan dn dirindukankan oleh siswa-siswa
saya. saya akan belajar untuk menjadi pemimpin pembelajaran minimal untuk
sekolah saya /teman sejawat saya akan mengeksplor kemampuan saya yang selama
ini belum maksimal saya kembangkan dan terus berinovasi sehingga pembelajaran
saya bisa berjalan dengan baik dan sesuai perkembangan teknologi. Yang
tujuannya semata – mata untuk pendidikan yang memerdekakan anak dalam
mengembangkan kompetensinya sesuai bakat dan minat yang dimiliki.
- Penerapan
(Future)
Pembelajaran ini memotivasi saya untuk berupaya melakukan
hal-hal baik dalam proses pendidikan dan pengajaran agar tujuan pendidikan bisa
tercapai sesuai konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Seperti : Mengubah
pandangan bahwa anak bukan seperti kertas putih kosong melainkan sudah ada goresan-goresan bakat dan
minat yang harus dibantu untuk menebalkannya sesuai kodrat dan zaman yang ada, Mengubah
cara pandang terhadap anak yang semula berorientasi pada nilai menjadi
berorientasi pada proses, dan merancang
pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak tidak lagi mengganggap bahwa
belajar adalah beban namun belajar sama hal nya dengan bermain yaitu kegiatan
yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu.
Wassalam…
Komentar
Posting Komentar