Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

 Salam Guru Penggerak...

Assalamualaikum.

Sebelumnya, ini adalah Blog saya yang saya buat sewaktu saya masih kuliah, dan hari ini saya ingin menggunakan blog saya ini kembali untuk mengabadikan moment-moment saya di kegiatan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan-10 Kabupaten Natuna.

Kali ini yang ingin saya tuliskan adalah mengenai Koneksi Antar Materi- Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 (Refleksi Filosopi Pendidikan Ki Hajar Dewantara).

Ketika mendengar nama Ki Hajar Dewantara (KHD), pastinya pikiran kita langsung tertuju pada istilah Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso dan Tut Wuri Handayani. yang asrtinya adalah di depan memberikan teladan di tengah memberi semangat dan yang di belakang memberi dorongan. 

Saya tahu betul bahwa ungkapan tersebut belum sepenuhnya dapat di amalkan dalam peran saya selaku seorang guru. Jika saya menelisik lebih dalam tentang Pemikiran KHD dalam modul 1.1 Program Guru Penggerak (PGP), saya harus mengakui bahwa ada banyak anggapan yang saya yakini sebelum mempelajari modul ini antara lain: Pertama, memandang anak-anak sebagai gelas dan kertas kosong. Untuk diketahui bahwa saya sebelumnya adalah guru Biologi SMA yang saat ini bertugas di SD. Saya yang sudah terbiasa mengajar anak-anak remaja menuju dewasa. bukan hal yang mudah bagi saya menyesuaikan diri kembali mengajar anak-anak SD apalagi kelas 2. yang secara keseluruhan nya belum semuanya dapat membaca dengan lancar, bahkan ternyata masih ada beberapa yang masih mengeja. atas dasar itulah saya sering mengganggap bahwa siswa kelas 2 harusnya sudah bisa membaca membaca dan menulis dengan baik sehingga mereka dapat mengikiti pelajaran dengan baik. Akibatnya saya sering memperlakukan siswa sebagai gelas kosong dan saya perlu mengisinya dengan sekedar mengajarkan membaca dan menulis serta hurufbdan angka. bila mereka sudah bisa membaca dan menulis maka pembelajaran sudah dianggap berhasil.

Kedua, memandang semua anak itu sama. Yang saya maksudkan adalah semua anak pun harus diperlakukan sama dalam pembelajaran yang mana saya harus menyeragamkan metode pembelajaran tanpa mempertimbangkan minat dan potensi masing-masing anak. Di sisi lain dengan menyeragamkan metode pembelajaran maka saya tidak perlu disibukkan dengan pengelolaan pembelajaran dalam kelas.

Ketiga, saya adalah penguasa kelas. Saat melaksanakan pembelajaran, saya menganggap bahwa siswa harus mengikuti aturan saya dalam pembelajaran. Saya punya kewenangan sepenuh untuk mengatur kelas menurut apa yang saya anggap baik. Jika ada yang melanggar aturan yang saya buat dalam pembelajaran maka saya berhak memberi hukuman. 

Keempat, fokus saya adalah mengajar. Yang saya maksudkan adalah saya lebih berfokus kepada bagaimana anak dapat menyelesaikan mareti saja. dimana nilai lah yang menjadi prioritas bagi saya. 

Setelah mempelajarimodul 1.1 PGP tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara , pandangan saya berubah dan saya menyadari bahwa yang saya lakukan adalah sebuah kekeliruan. Anggapan bahwa anak-anak sebagai gelas dan kertas kosong bertolak belakang dengan pemikiran KHD. Dengan pandangan tersebut maka secara tidak langsung menganggap anak sebagai obyek dan saya selaku guru sebagai subyek. KHD menyatakan bahwa hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik. Anak-anak itu sebagai makhluk, manusia, dan benda hidup, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. Dengan demikian maka saya selaku pendidik hanya bisa mengarahkan tumbuh kembangnya kodrat tersebut.

Kemudian saya memandang semua anak itu sama. Anggapan ini tentu keliru dan tidak sejalan dengan pemikiran KHD. Menurut KHD setiap anak itu istimewa. mereka punya keunikan dan karakteristik tersendiri sebagai individu. Saya sebagai guru seharusnya memberi tuntunan pada anak-anak menurut minat dan potensi masing-masing. Hal ini sejalan dengan analogi dari KHD bahwa seorang petani tak akan dapat menjadikan padi yang ditanamnya itu tumbuh sebagai jagung. Selain itu, ia juga tidak dapat memelihara tanaman padi tersebut seperti hanya cara memelihara tanaman kedelai atau tanaman lainnya.

Menjadikan diri saya adalah penguasa kelas ternyata juga adalah hal yang keliru, Hal ini tentu kontras dengan pandangan KHD yang harus berhamba pada anak. Berhamba pada anak berarti menaruh rasa hormat dan siap melayani kebutuhan anak dalam pembelajaran. Tentunya sebagai individu, kebutuhan belajar siswa pastinya berbeda; hamba yang baik akan selalu melayani kebutuhan tuannya sebagai pribadi yang unik dan menghormati keunikan itu. Implikasi dari berhamba pada anak adalah pembelajaran yang guru lakukan haruslah berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa berarti bahwa pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai pusat dari proses belajar mengajar, sehingga akan mengembangkan minat, motivasi, dan kemampuan individu menjadi lebih aktif, kreatif dan inovatif serta bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.

Last, Anggapan keliru saya tentang fokus saya adalah mengajar. Memang benar bahwa tugas guru adalah mengajar namun menurut KHD itu belum lengkap. Tugas saya selain mengajar adalah mendidik. Mengajar hanya berfokus pada hal-hal bersifat lahiriah atau fisik sedangkan mendidik berfokus pada hal-hal yang bersifat batiniah atau mental. Selain itu mengajar hanya tertuju pada pencapaian nilai/grade sedangkan mendidik lebih diarahkan pada pengembangan nilai/value pada anak.

Setelah memahami pemikiran KHD dan menyadari kekeliruan saya, saya bertekad untuk mulai melakukan perubahan pada pembelajaran yang saya lakukan. Saya akan memberi ruang dan kebebasan pada anak-anak didik saya untuk menggali potensi mereka menurut kodratnya masing-masing. Selain itu, pembelajaran yang selama ini menjadikan saya sebagai subyek akan saya benahi menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ya, saya tahu betul bahwa membuat perubahan tidak seperti membalik telapak tangan namun tidak ada salahnya mulai berubah dari sekarang.

 Terimakasih...

Tergerak, Bergerak, Menggerakkan. 









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Caesalpiniaceae

pembutan TAPE