Perumusan kerangka MAKALAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  latar belakang

                  Salah satu ciri kemampuan yang dihasilkan dari sebuah lembaga pendidikan formal adalah kemampuan penulisan sebuah makalah atau sering juga disebut dengan paper. Pada lembaga pendidikan formal seperti pada jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan pendidikan tinggi (universitas ataupun sekolah tinggi) telah menjadikan penulisan makalah atau paper tersebut sebagai salah satu syarat kelulusan dari peserta didiknya. Namun dalam pembuatan makalah tersebut, masih banyak terdapat kesalahan-kesalah, baik itu dari hal pendahuluan, isi atau penutup.
                  Kurang nya informasi mengenai bagaimana penyusunan makalah yang baik dan benar lah yang membuat kami menjadikan permasalahan ini dalam pembuatan makalah ini, dengan harapan makalah ini dapat membantu para siswa atau mahasiswa dapat menyusun suatu makalah atau paper yang menjadi tugas.

1.2 Tujuan
                  Pembuatan makalah ini bertujuan untuk membantu para pelajar yang sedang menjalani pendidikan formal baik di sma atau pun di universitas untuk menyusun suatu makalah berdasarkan penyusunan kerangka teori yang telah dibuat,  Yaitu:
-          Untuk mengetahui bagian-bagian pada bab 1, bab 2, dan bab 3 pada makalah.
-          Untuk mengetahui bagaimana penulisan kutipan,
-           Mengetahui bagaimana penulisan daftar pustaka berdasarkan sumber.

BAB II
ISI
2.1 Defenisi Kerangka teori
            Perumusan kerangka teori sering disebut juga dengan kerangka makalah atau rancang bangun makalah. Menyusun kerangka ini berarti memacahkan tema ke dalam gagasan-gagasan. Kerangka itu dapat berbentuk kerangka topik atau dapat pula berbentuk kerangka kalimat. Butir-butir kerangka topik terdiri dari topik-topik yang berbentuk kata atau frasa, sedangkan butir-butir kerangka kalimat berbentuk kalimat. Pada tahap penulisan kerangka kalimat lebih mengarahkan penulisan jika dibandinhkan dengan kerangka topik. Namun, kebanyakan penulis makalah, lebih-lebih penulis yang sudah berpengalaman dalam menulis makalah , menyusun kerangka makalah nya dalam bentuk kerangka topik.
            makalah merupakan hasil dari salah satu usaha pada sebuah lembaga pendidikan formal sebagai tanda kemampuan menulis, maklah ini sering juga disebut dengan paper. Pada lembaga pendidikan formal seperti pada jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan pendidikan tinggi (universitas ataupun sekolah tinggi) telah menjadikan penulisan makalah atau paper tersebut sebagai salah satu syarat kelulusan dari peserta didiknya. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara makalah dan paper, atau bahkan banyak kalangan memberikan definisi yang sama tentang keduanya.
            Dalam gambaran umum, Concise oxford dictionary – the tenth edition, makalah atau paper (selanjutnya kita gunakan istilah makalah) didefinisikan sebagai rangkaian pengujian terhadap beberapa pertanyaan yang dijawab dalam sebuah sesi. Atau dengan kata lain, makalah merupakan jawaban tertulis dari pengujian atas beberapa pertanyaan atau masalah yang ada.
            Dari definisi makalah diatas, maka diambil sebuah benang merah tentang definisi atas makalah akademis sebagai penulisan makalah yang mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam dunia akademis. Aturan-aturan tersebut adalah antara lain; menggunakan level penulisan formal dengan format baku penulisan disesuaikan dengan lembaga yang terkait, bersifat ilmiah, didukung oleh fakta atau terdapat teori-teori (pendapat ahli) yang berkaitan dengan materi yang sedang ditulis serta sumber pustaka atau lebih dikenal dengan istilah bibliography (daftar pustaka),
            Nasution (1987) menambahkan bahwa syarat ilmiah dari sebuah makalah adalah jika mengikuti langkah-langkah yang umum dipakai dalam metode pemecahan masalah atau problem solving; yaitu:     Adanya masalah,Pengajuan hipotesis atau praduga jawaban atas masalah yang ada, Pengumpulan data, Menguji hipotesis, kemudian Mengambil kesimpulan yang merupakan generalisasi jawaban dari pertanyaan yang telah diuji.
2.2 Hakikat dan Macam Makalah
            Dilihat dari cara berpikir, makalah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu makalah hasil berpikir deduktif dan makalah hasil berpikir induktif. Makalah hasil berpikir deduktif membahas masalah atas dasar kajian teori tertentu. Dengan kata lain makalah jenis ini menerapkan teori tertentu untuk memecahkan masalah yang dipilihnya. Jika penulis menulis makalah jenis ini, maka penulis harus berangkat dari teori tertentu dan menerapkan dalam pembahasan masalah.
Contoh : Ada teori pembelajaran bahasa yang mengatakan bahwa peniruan atau imitasi merupakah faktor kuat dalam proses pembelajaran bahasa. Terori terserbut dikemukakan oleh kaum behavioristik. Kemudian dalam penulisan makalah penulis menggunakan teori ini untuk membahas masalah pengefektifan pembelajaran bahasa dengan penyajian contoh-contoh ekspresi bahasa. penulis berpendapat bahwa contoh ekspresi bahasa yang disajikan pada siswa akan dapat mengefektifkan hasil pembelajaran, yaitu siswa akan mampu bertutur seperti yang dicontohkan.
            Hal itu berbeda dengan makalah hasil berpikir induktif. Makalah jenis ini membahas masalah dengan menyajikan deskripsi gejala, fakta dan data dari pengamatan di lapangan. Gejala fakta dan data tersebut diperbincangkan sesuai masalah yang dipilih, kemudian disimpulkan. Simpulan itu kemudian dibandingkan dengan teori yang relevan. Jadi makalah induktif diawali oleh pengamatan empiris, pembahasan hasil pengamatan, penarikan simpulan, dilanjutkan dengan pembandingan dengan teori yang relevan.
Contoh : Dari pengalaman proses belajar mengajar di kelas, penulis mencatat bahwa pujian yang di berikan kepada siswa atas belajar mereka ternyata mengubah perilaku dan sikap mereka terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Siswa lebih antusias dan semangat dalam belajar bahasa Indonesia dan akhirnya hasil belajar pun semakin meningkat. Segala data, fakta, dan gejala yang berkaitan dengan pemberian pujian dan segala akibatnya anda catat. Kemudian dalam penulisan makalah penulis menggunakan data, fakta tersebut untuk membahas pengefektifan pengajaran bahasa Indonesia dengan pemberian pujia. Penulis berkesimpulan bahwa pujian dapat meningkatkan efektifias pembelajaran bahasa. Simpulan itu kemudian diperbandingkan atau didiskusikan dengan teori pembelajaran yang mengatakan bahwa pemberian pujian diperlukan untuk meningkatkan kemahiran bahasa si pembelajar.
2.3 Penulisan Makalah
            Dalam penulisan makalah unsur nya terdiri atas tiga bab bagian, yaitu bab satu yang berisi tentang pandahuluan, Bab dua berisi tentang isi dan beb tiga berisi tentang penutup makalah. Namun sebelum nya makalah dimulai dengan kata pengantar, daftar isi, dan daftar gambar jika ada.
            Dalam suatu makalah kata pengantar merupakan bagian penting dimana di dalam kata pengantar ini tertuliskan tentang kata-kata harapan penulis, ucapan trimakasih, dan ungakapan maaf dari penulis atas segala kekurangan yang ada pada makalah nya.
            Daftar isi dan gambar gambar juga tak kalah penting nya. dimana daftar isi merupakan kumpulan judul judul besar yang mencakup semua isi dari makalah dan sangat penting berguna untuk memudah kan pembaca mencari bagian yang ingin dibaca, kerana di daftar isi di lampirkan halaman untuk tiap judul bahasan. Sama hal dengan daftar gambar, daftra gambar memberikan penjelasan atas gambar yang tertera pada makalah yang ada.
            Sistematika makalah kelazimannya tersusun atas pendahuluan, permasalahan, pembahasan, dan penyimpulan. Ada juga yang memasukkan permasalahan sebagai bagian dari pendahuluan , sehingga sistematika makalah hanyalah terdiri atas pendahuluan, pembahasan dan penyimpulan. Dari bagian bagian tersebut, pembahasan merupakan inti makalah Anda.
2.3.1 Penulisan Pendahuluan
            Pendahuluan merupakan bagian makalah yang berisi latar belakang atau alasan-alasan pemilihan topik bahasan. Pada bagian ini penulis mempertanggungjawabkan mengapa dipilih masalah tersebut, apa yang melatar belakanginya. Tujuan bagian ini meyakinkan pembaca bahwa masalah tersebut penting untuk dikaji. Di samping itu dapat juga diungkapkan tujuan penulisannya, apa yang hendak dicapai oleh tulisan tersebut. Kadang-kadang dapat ditambahkan juga garis besar isi makalah dan urutan pembahasannya.
            Mengingat fungsi bagian pendahuluan makalah sebagai pengantar tentang topik tulisan dan sarana pengarang dalam menyampaikan alasan penulisan, menjadikan pendahuluan makalah memiliki bagian-bagian yang khusus. Bagian-bagian itu berkaitan dengan unsur pendukung pendahuluan makalah.  Unsur atau komponen pendahuluan makalah adalah latar belakang, permasalahan/ rumusan masalah/ permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan makalah, dan hipotesis (kesimpulan sementara terhadap suatu hal dan tidak harus ada) namun pendahualuan sederhana hanya terdiri atas unsure latar belakang masalah, dan tujuan pembuatan makalah. Berikut ini penjelasan unsur pendahuluan makalah.
a.      Latar Belakang
            Bagian latar belakang sebuah makalah berisi hal-hal yang melandasi perlunya topik dalam karangan ilmiah itu ditulis atau alas an penulisan yang dikaitkan dengan kenyataan. Bagian ini diharapkan mampu mengantarkan pembaca pada masalah atau topic yang dibahas dalam karya ilmiah dan menunjukkan bahwa masalah yang dibahas dalam karya ilmiah itu sangat penting.
            Dalam bagian ini penulis diharapkan mampu mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoalkan perlu diteliti dan ditulis (alasan penulis memilih topik / judul tulisan). Dalam bagian latar belakang ini, penulis dapat mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
1.      Arti penting atau peranan topik pembicaraan.
2.      Perlunya pembinaan/peningkatan di bidang topik yang dibicarakan itu.
3.      Perlunya masukan sebagai bahan pembinaan/ peningkatan di bidang topik pembicaraan.
4.      Perlunya penelitian dilakukan khususnya untuk manfaat praktisnya maupun untuk manfaat keilmuan/teori.
5.      Relevansi objek penelitian sebagai sumber data untuk dua segi kemanfaatan ilmu (praktis maupun teoritis
            Sebuah bagian pendahuluan dapat disertai dengan beberapa buku acuan yang telah dibaca penulis khususnya tentang topik yang sama atau yang relevan dengan topik tulisan penulis. Dalam penyertaan itu, penulis perlu memberikan pembahasan khususnya informasi tentang perbedaan topik tulisan buku acuan dengan topik yang sedang ditulisnya. Bagian ini pun mencantumkan juga bagian-bagian yang akan dibahas dalam bab-bab berikutnya agar pembaca segera mengetahuinya secara sepintas lalu hal-hal apa saja yang akan diuraikan penulis.
b.      Rumusan Masalah
            Bagian rumusan masalah merupakan bagian yang akan dibahas dalam karya ilmiah, khususnya pada bagian isi. Bagian ini tidak terbatas pada permasalahan/ persoalan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakup persoalan yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, persoalan yang memerlukan deskripsi lebih lanjut, atau persoalan yang memerlukan penegasan lebih lanjut.
Rumusan masalah harus disajikan dalam bentuk pertanyaan. Selain itu, rumusan masalah haruslah jelas, padat, singkat, dan mampu memberikan pancingan persoalan yang akan dikemukakan penulis berkaitan topik tulisan. Rumusan masalah pun dapat dirinci menjadi beberapa sub masalah yang spesifik. Untuk rumusan masalah yang pemecahannya dicari melalui penelitian, penulis pelu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.        Penulis perlu mengetahui kedudukan penelitian/ penulisan yang dilakukannya di antara penelitian/ penulisan lain yang sejenis.
2.        Penulis benar-benar mampu menguraikan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi topik permasalahan dan belum dijawab oleh peneliti lain.
c.       Tujuan penulisan makalah           
            Bagian tujuan penelitian atau penulisan disesuaikan dengan bagian rumusan permasalahan. Rumusan tujuan pun dapat dirinci seperti bagian rumusan masalah, yaitu menjadi sub bagian yang spesifik. Dalam rumusan tujuan ini, penulis perlu menguraikan tentang usaha-usaha dan hasil-hasil yang telah dicapai secara garis besar.          Bagian tujuan penelitian/ penulisan berisi uraian tentang apa yang ingindicapai dengan penulisan karya ilmiah tersebut.
Perumusan tujuan penulisan karya ilmiah ini memiliki fungsi ganda, yaitu bagi penulis dan bagi pembaca. Fungsi rumusan tujuan penulisan bagi penulis adalah sebagai sarana untuk mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis karangan ilmiah, khususnya dalam pengumpulan bahan tulisan. Fungsi rumusan tujuan bagi pembaca adalah sebagai sarana informasi tentang apa yang disampaikan penulis melalui karya ilmiah yang dibuatnya.
d.      Manfaat penulisan
            Bagian manfaat penulisan/ penelitian dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya, bagian manfaat dapat dinyatakan dari segi pratik/ kepentingan praktis, kepentingan keilmuan penulis/ si peneliti, dan untuk kepentingan kelompok atau instansi. Rumusan bagian manfaat ini dinyatakan dalam bentuk uraian berupa kalimat berita.
e.       hipotesis
            Hipotesis merupakan pernyataan yang berupa generalisasi tentatif/ sementara tentang suatu permasalahan yang belum tentu pasti kebenarannya. Hipotesis dapat dirumuskan secara jelas dan sederhana.
2.3.2        Penulisan Pembahasan
            Bagian ini berisi pertanyaan-pertanyaan atau persoalan-persoalan yang akan dibahasnya. Tidak selamanya berupa rumusan pertanyaan, dapat juga permasalahan diungkapkan dalam pernyataan. Termasuk pada bagian ini adalah mengemukakan ruang lingkup pembahasan jika diperlukannya. Dalam kesatuannya dengan seluruh bagian makalah, kelazimannya permasalahan ini berpayung dalam bagian pendahuluan. Jadi keberadaannya menyatu dengan bagian pendahuluan, tepatnya di bagian akhir bagian pendahuluan makalah.
            Bagian pembahasan berisi perbincangan masalah dengan menggunakan data, fakta, dan atau terori tertentu. Semua masalah yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya, satu persatu didiskusikan. Dalam makalah deduktif, pembahasan atau pendiskusian dimulai dengan penyajian teori yang relevan dilanjutkan dengan penyajian data, fakta yang mendukung teori tersebut. Tentu saja sebagai penyajian teori, penulis tidak sekadar mengutipnya.
            Penulisan pembahasan ini harus bersifat sistematis, oleh Karena itu bagian pembahsan ini masih dapat dibagi-bagi lagi atas beberapa bagian atau butir pembicaraan sesuai dengan keperluan menurut rumusan masalah atau sesuai dengan banyak nya gagsan sebagai hasil pemecahan tema yang dilakukanpada waktu penyusunan kerangka makalah. Tetapi uraian dari setiap bagian harus dapat menunjukkan hubungan yang baik dengan bagian yang lain, dimana bagian yang terdahuluhatus dapat berfungsi sebagai dasar bagian berikut nya atau yang berikut nya merupakan bagian klimaks.
            Dalam pembahasan masalah, penulis harus menggunakan data yang benar dan relevan yangbersumber dari buku-buku yang dijadikan rujukan. Data ini dapat berupa fakta, ide, opini, atau pernyataan yang lazim disebut dengan kutipan.
            Pada interpretasi dan relevansi, penulis dapat sekaligus menyajikan fakta, data yang dimiliki. Maksudnya, dalam makalah deduktif teori yang penulis gunakan langsung dapat diterapkan pada bagian pembahasan ini terpadu dengan interpretasi dan relevansi teori. Memang penulis pun dapat melakukannya secara terpisah. Yaitu setelah seluruh tahap penyajian teori selesai, melakukan sampai pada inferensi, barulah penulis menggunakannya untuk menelaah fakta, data yang di majukan.
            Lain halnya dengan makalah induktif. Dalam makalah induktif jawaban pemecahan masalah berdasarkan hasil pengamatan empiris, dimulai dari penyajian fakta, data, dan diikuti dengan penarikan simpulan. Selanjutnya simpulan tersebut dapat dikaji dari teori tertentu sebagai perbandingan dan pemerjelas hasil pengamatan. Pada makalah hasil berpikir induktif, pengintegrasian langsung teori yang digunakan dengan fakta empiris yang disajikan tampaknya lebih tepat. Artinya seletah Anda menyajikan data atau fakta empiris, langsung dihubungkan dengan teori yang digunakan. Bagaimana dalam makalah induktif teori itu diinterpretasi dan dinverensi? Oleh sebab sajian fakta dan data sudah dilakukan terlebih dahulu, interpretasi dan relevansi teori langsung terfokus pada data atau fakta yang tersaji. Dengan kata lain interpretasi dan relevansi teori pada makalah induktif dapat diumpamakan sebagai penyorotan fakta atau data tersebut dengan sinar laser. Teori menjadi pencerahan data dan fakta yang telah tersaji.

2.3.3        Penulisan Penutup
            Setelah semua permasalahan dibahas satu persatu dalam bagian pembahasan, makalah diakhiri dengan penutup yang bertujuan untuk member simpulan dan saran.
            penyimpulan bagian menyimpulan berisi jawaban atau simpulan masalah yang diajukan. Simpulan hendaknya sesuai dengan proposisi-proposisi yang telah ditemukan pada bagian pembahasan. Pada bagian pembahasan sesungguhnya penulis telah memiliki simpulan-simpulan kecil. Itulah yang dimaksud proposisi dalam hal ini. Atas dasar proposisi tersebut, dirumuskanlah simpulannya. Akan tetapi harus diingat bahwa yang namanya simpulan bukan mengulang lagi yang sudah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Jika pengulangan itu yang penulis lakukan, maka itu namanya resume atau rangkuman.
            Saran merupakan permintaan yang bertujuan untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah yang terkait dengan pembahasan. Saran adalah permintaan atau anjungan yang mungkin atau praktis dilakukan.
`           saran ditulis berdasarkan simpulan yang telah dirumuskan, ini berarti bahwa saran yang terkait dengan hasil pembahasan, tidak ditulis pada bagian ini. Rumusan kalimat saran biasanya ditandai dengankata hendaknya, harus, sebaliknya, dan sebagainya.

2.4        Penulisan kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang penulis, baik yang terdapat dalam buku, majalah, koran, dan sumber lainnya, ataupun berasal dari ucapan seorang tokoh. Kutipan digunakan untuk mendukung argumentasi penulis.
Namun, penulis jangan sampai menyusun tulisan yang hanya berisi kumpulan kutipan. Kerangka karangan, kesimpulan, dan ide dasar harus tetap pendapat penulis pribadi, kutipan berfungsi untuk menunjang/mendukung pendapat tersebut. Selain itu, seorang penulis sebaiknya tidak melakukan pengutipan yang terlalu panjang, misalkan sampai satu halaman atau lebih, hingga pembaca lupa bahwa apa yang dibacanya adalah kutipan. Kutipan dilakukan seperlunya saja sehingga tidak merusak alur tulisan.
Kutipan juga bisa diambil dari pernyataan lisan dalam sebuah wawancara, ceramah, ataupun pidato. Namun, kutipan dari pernyataan lisan ini harus dikonfirmasikan dulu kepada narasumbernya sebelum dicantumkan dalam tulisan.Terdapat dua jenis kutipan yaitu
a.    Kutipan langsung
apabila penulis mengambil pendapat orang lain secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat, sesuai teks asli, tidak mengadakan perubahan sama sekali.
b.    Kutipan tidak langsung
apabila penulis mengambil pendapat orang lain dengan menguraikan inti sari pendapat tersebut, susunan kalimat sesuai dengan gaya bahasa penulis sendiri.

                        Salah satu karakter utama tulisan ilmiah adalah referensial, menunjukkan bahwa argumen-argumen yang diajukan dilandasi oleh teori atau konsep tertentu, sekaligus menunjukkan kejujuran intelektual dengan mencantumkan sumber kutipan (referensi) yang digunakan. Dalam praktik penulisan, setiap kali penulis mengutip pendapat orang lain, baik dari buku, majalah, ataupun wawancara, setelah kutipan itu harus dicantumkan sumber kutipan (buku, majalah, atau koran) yang digunakan.
                        Secara mendasar, pencantuman sumber kutipan ini mempunyai fungsi sebagai menyusun pembuktian (etika kejujuran dan keterbukaan ilmiah), dan menyatakan penghargaan kepada penulis yang dikutip (etika hak cipta intelektual).
                       
Terdapat dua model pencantuman referensi:
a.    Catatan tubuh (bodynote)
dilakukan ketika penulis mencantumkan sumber kutipan langsung setelah selesainya sebuah kutipan dengan menggunakan tanda kurung.
b.    Catatan kaki (footnote)
dilakukan apabila penulis mencantumkan nomor indeks di akhir sebuah kutipan, lalu di bagian bawah halaman tersebut (bagian kaki halaman) terdapat keterangan nomor indeks yang menjelaskan sumber kutipan tersebut.

            Sebuah tulisan ilmiah harus menggunakan salah satu jenis penulisan referensi tersebut, serta harus konsisten dengan jenis tersebut. Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote, maka seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus menggunakan bodynote. Atau, jika seorang penulis menggunakan catatan kaki, sejak awal hingga akhir tulisan, penulis harus menggunakan catatan kaki untuk menuliskan referensinya.
2.5        Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau daftar rujukan adalah daftar yang berisi buku, artikel, dokumen, dan segenap kepustakaan lainnya yang digunakan dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah, ditempatkan di bagian terakhir (halaman terpisah/tersendiri) dari tulisan ilmiah tersebut. Daftar pustaka atau bibliografi mutlak ada dalam sebuah karya ilmiah, menunjukkan sifat referensial atas karya tersebut. Dan disusun secara alvabetis
Unsur-unsur dalam sebuah daftar pustaka:
ü  Nama pengarang (ditulis secara terbalik).
ü  Judul buku (termasuk judul tambahannya).
ü  Data publikasi (tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit).
ü  Nama pengarang artikel dan judul artikel (untuk artikel).
ü  Data publikasi media, untuk artikel di media (nama media, tanggal terbit).
ü  Alamat lengkap internet dan waktu akses (untuk bahan dari internet).
           
Cara penyusunan daftar pustaka berdasarkan beberapa sumber adalah sebagai berikut:
§  Buku dengan satu pengarang
Nama pengarang (dibalik). Judul buku. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Cth : Barrat, David. Media Sociology. London and New York: Routledge, 1994.

§  Buku dengan dua atau tiga pengarang
Nama pengarang 1 (dibalik), nama pengarang 2 (tidak dibalik), nama pengarang 3 (tidak dibalik). Judul buku. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Dreyfus, Hubert L., Paul Rabinow. Beyond Structuralism and Hermeneutics. Chicago: University of Chicago Press, 1982.

§  Buku dengan banyak pengarang
Nama pengarang 1 (dibalik), et.al. Judul buku. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Cth : Ibrahim, Idi Subandi, et.al. Hegemoni Budaya. Yogyakarta: Bentang, 1997.

§  Buku terjemahan
Nama pengarang asli (dibalik). Judul buku, terj. nama penerjemah. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Berger, Arthur Asa. Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000.

§  Kamus
Nama pengarang kamus (dibalik). Judul kamus. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994.

§  Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Nama jurnal/majalah ilmiah, edisi jurnal (bulan terbit, tahun terbit), halaman.
Hidayat, Dedy N. "Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia,  II (Oktober, 1998), hal. 32-43.

§  Artikel dari koran/majalah
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Nama media, tanggal dan tahun terbit.
Fukuyama, Francis. “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22 November 2001.



§  Artikel di internet
Nama penulis (dibalik). ”Judul artikel.” Alamat lengkap internet (waktu akses).
McChesney, Robert. “Rich Media Poor Democracy.” www.thirdworldtraveler. com/Robert_McChesney_page.html (akses 16 Agustus 2011).




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
                Makalah adalah tulisan ilmiah yang membahas pokok masalah tertentu. Makalah lazimnya disusun untuk disajikan dalam pertemuan formal tertentu (misal:seminar), atau untuk diterbitkan dalam jurnal atau majalah ilmiah tertentu.Sebagai tulisan ilmiah, makalah mempergunakan proses berpikir ilmiah dalam pembahasan pokok masalahnya, sungguhpun tidak semua langkah berpikir ilmiah terdapat pada makalah tersebut.
            Sedikitnya, sebuah makalah terdiri dari tiga bab seperti pada kerangka diatas. Tetapi, jika sebuah pembahasan dirasakan memerlukan penjelasan lebih maka uraian pembahasan tersebut dapat ditambahkan pada bab lainnya, misalnya bab III untuk penambahan uraian pembahasan dan bab IV dijadikan penutup.
            Dari sudut pandang inilah sebuah makalah dapat dibedakan dari sebuah skripsi yang sering merupakan hasil laporan sebuah penelitian. Pada sebuah skripsi, bab III dituliskan sebagai uraian metodologi penelitian yang digunakan dan bab IV merupakan uraian hasil penelitian yang telah dilakukan.
Kutipan merupakan  pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang penulis, baik yang terdapat dalam buku, majalah, koran, dan sumber lainnya, ataupun berasal dari ucapan seorang tokoh. Kutipan digunakan untuk mendukung argumentasi penulis yang akan di buat di daftar pustaka. Yang unsur- unsur nya terdiri dari nama pengarang , judul buku,  data publikasi, nama pengarang artikel dan judul artikel, data publikasi mediadan alamat lengkap internet dan waktu akses (untuk bahan dari internet).
3.2. saran
Setelah membaca atau pun mendengan kan isi dari makalah ini, diharapkan agar para pembaca atau pendengan lebih mengerti dalam penyususnan makalah. Namun pasti nya akan  adaa banyak kesalahan di dalam nya, dan masih membutuhkan banyak perbaikan lagi. Untuk itu diharapkan kepada pembaca atau mendengar untuk memberikan kritik dan saran nyayang membangun agar kedepannya dihasilkan makalah yang lebih baik lagi.





DAFTAR PUSTAKA

Barus, sanggup, dkk. 2012. Bahasa Indonesia. Medan : Universitas Negeri Medan
http://mrdanu.blogspot.com/2007/06/karya-ilmiah-makalah.html diakses tanggal 8 mei 2012 pukul 20.57
Lindsay, D. 1986, Penuntun Penulisan Ilmiah. Jakarta : Universitas Indonesia
Ridwana, Vicky. 2007. penyusunan makalah. Blogspot.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Caesalpiniaceae

pembutan TAPE

abt CAESALPINIA PULCHERRIMA